Ceramah Ramadhan: Tadarus Ayat Kauniyah
Posted on 9 Agustus 2011 by pakarfisika
Salah satu program istimewa selama bulan Ramadhan adalah Tadarus atau membaca Al-Qur’an. Kegiatan ini kebanyakan dilakukan selepas sholat tarawikh, dan menargetkan satu juz setiap malamnya. Sungguh kegiatan yang sangat mendidik bagi para jamaah masjid yg biasanya malu membaca, menjadi semangat. Bahkan sampai larut, rasa kantuk tetap tidak menjadi penghalang… Namun,
kalau kita mau melihat sejarah, para ulama shalih terdahulu; mereka selalu membaca ayat-ayat Alloh yang tertulis dalam kitab suci Al-Qur’an setiap saat, dan yang utama; mereka tidak beranjak membaca ayat selanjutnya, manakala ayat sebelumnya belum dipahami maknanya. Jadi target para salafush sholih adalah memahami isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an.
MANUSIA TERBAIK
Rasululloh SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain”.(Bukhari no : 4739).
Hadis ini menunjukkan akan keutamaan membaca Alquran. Suatu ketika Sufyan Tsauri ditanya, manakah yang engkau cintai orang yang berperang atau yang membaca Alquran? Ia berkata, membaca Alquran, karena Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain”. Imam Abu Abdurrahman As-Sulami tetap mengajarkan Alquran selama empat puluh tahun di mesjid agung Kufah disebabkan karena ia telah mendengar hadis ini. Setiap kali ia meriwayatkan hadis ini, selalu berkata: “Inilah yang mendudukkan aku di kursi ini”.
Al-Hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya Fadhail Quran halaman 126-127 berkata: [Maksud dari sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkan kepada orang lain" adalah, bahwa ini sifat-sifat orang-orang mukmin yang mengikuti dan meneladani para rasul. Mereka telah menyempurnakan diri sendiri dan menyempurnakan orang lain. Hal itu merupakan gabungan antara manfaat yang terbatas untuk diri mereka dan yang menular kepada orang lain.
ARTI TADARUS
Pengertian dari tadarus sering kita jumpai dalam hal membaca Qur’an, biasa disebut tadarus Qur’an. Biasanya kegiatan tadarusan ini kian marak saat Ramadhan tiba. Tadarus sendiri berasal dari kata at-tadriis, yg berarti bacaan yg dibacakan dengan sering, berulang-ulang (dalam rangka) mudah dihafal.
Secara singkat, makna tadarus dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tadarus/Tadris = suatu bentuk kegiatan yg dilakukan oleh guru (mudarris) untuk membacakan dan menyebutkan sesuatu kepada murid (mutadarris) dg berulang-ulang dan frekuensi yg tinggi (sering).
2. Tadarus/Tadris bertujuan agar materi yg dibacakan atau disampaikan mudah untuk dihafal dan diingat. Ini merupakan kegiatan pewarisan ilmu oleh guru kepada murid. (perlu diingat, kegiatan ini tidak hanya sekedar membacakan atau menghafal belaka, dia mesti disertai penjelasan, diskusi, dan kegiatan pendukung lainnya).
3. Tadarus/Tadris = suatu upaya menjadikan atau mengajarkan murid agar mau membaca, mempelajari, dan mengkaji sendiri.
AYAT KAUNIYAH
Ayat Kauniyah adalah seluruh uraian di dalam Al-Qur'an yang mengupas tuntas penciptaan alam semesta dan semua fenomena yang menyertainya. Ayat Kauniyah hakikatnya adalah ayat Qauliyah, namun konteks pembicaraannya tidak menyangkut ubudiyah dalam arti mahdloh semata. Ayat Kauniyah tersebar merata hampir di semua surat di dalam kitab suci Al-Qur'an. Fenomena dan faktanya, tersebar di langit dan di bumi.
Merenungi ayat-ayat, yang Allah ciptakan di langit dan di bumi tersebut, menghayati, memperhatikan dan memikirkannya merupakan hal yang membawa manfaat yang sangat besar bagi manusia dalam menguatkan dan mengokohkan keimanannya. Karena, dari situlah ia mengetahui keesaan pencipta dan penguasaNya, dari situlah ia mengenali kesempurnaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka bertambah besarlah pengagungan dan penghormatannya kepada-Nya. Bertambahlah ketaatan dan ketundukannya kepada Allah. Ini merupakan buah yang paling besar dari proses tadabbur tersebut.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: “Apabila Anda memperhatikan apa yang diserukan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk direnungkan, hal itu akan mengantarkan kamu pada ilmu tentang Rabb, tentang keesaan-Nya, sifat-sifat keagungan-Nya dan kesempurnaan-Nya, seperti qudrat, ilmu, hikmah, rahmat, ihsan, keadilan, ridha, murka, pahala dan siksa-Nya. Begitulah cara Dia memperkenalkan diri kepada hamba-hamba-Nya dan mengajak mereka untuk merenungi ayat-ayat-Nya.”
Ibnu Sa’di rahimahullah berkata: “Diantara sebab yang menumbuhkan keimanan dan mendorongnya adalah tafakkur merenungi penciptaan langit dan bumi serta makhluk-makhluk yang ada di dalamnya. Merenungi penciptaan diri sendiri serta berbagai macam sifat yang ada di dalamnya. Hal itu akan menguatkan iman. Karena keajaiban makhluk-makhluk tersebut menunjukkan kudrat dan keagungan penciptanya. Demikian pula keindahan, kerapian dan kekokohannya yang membuat kagum ulul albab (orang yang berakal). Semua itu menunjukkan keluasaan ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala dan keluasaan hikmah-Nya. Berbagai macam manfaat dan nikmat yang sangat banyak tiada terhingga dan tiada terhitung, yang mana itu menunjukkan keluasaan rahmat Allah, kemahapemurahan dan kebaikan-Nya. Semua itu mendorong kita untuk mengangungkan pencipta dan pembuatnya, mendorong kita untuk mensyukuri dan selalu mengingat-Nya serta mengikhlaskan agama ini hanya untuk-Nya semata. Itulah ruh keimanan dan rahasianya.”( Ibnu Qayyim Al-Jauziyah )
Oleh karena itu, dalam Al-Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajak hamba-hamba-Nya untuk merenungi ayat-ayat kauniyah dan bukti-bukti kekuasaan-Nya ini. Mengajak mereka untuk berpikir dan memperhatikan. Hal itu disebutkan di banyak ayat dalam kitab-Nya, karena manfaatnya sangat banyak bagi hamba. Diantaranya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS. Al-Baqarah:164)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak”. (QS. Ar-Ruum:20)
Dan ayat-ayat sesudahnya.
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya”. (QS. Asy-Syuura:29)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan (QS. Al-Ghasyiyah:17-20).
Dan masih banyak lagi ayat-ayat lain dan ayat seperti ini sangat banyak di dalam Al-Qur’an. Allah mengajak hamba-hambaNya untuk memperhatikan ayat-ayatNya dan ciptaan-ciptaan-Nya yang merupakan bukti paling besar atas keesaan-Nya dan kemahatunggalan-Nya, yang menunjukkan kudrat, kehendak dan ilmu-Nya. Yang menunjukkan kebaikan, kelembutan dan kemahapemurahan-Nya. Yang menunjukkan kebesaran-Nya, kekuasaan-Nya, dan keagungan-Nya. Ini merupakan pendorong terbesar bagi hamba untuk mencintai Allah, mensyukuri-Nya, mengagungkan dan mentaati-Nya serta selalu berharap hanya kepada-Nya, mengingat-Nya di setiap saat.
Berbagai bencana alam, yang menimpa bangsa Indonesia. Mulai dari banjir di Wasior, Papua, disusul banjir di Jakarta yang mampu menghentikan denyut jantung aktivitas perekonomian Ibu Kota, lalu gempa dan tsunami di pantai Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatra Barat, hingga awan panas Gunung Merapi yang mencapai suhu ribuan derajad celcius di Yogyakarta, serta adanya puluhan gunung berapi yang dinyatakan dalam status ‘waspada’, seakan ikut andil untuk ‘menyapa‘ manusia. Fenomena alam ini tak ubahnya secuil bukti kemahakuasaan Allah untuk menggambarkan betapa kecilnya kuasa manusia di dunia.
Dengan demikian jelaslah bahwa memperhatikan penciptaan alam semesta dan merenunginya merupakan faktor terbesar yang menyebabkan bertambahnya keimanan dan merupakan faktor pendorong yang paling ampuh dan mujarab.
Mari kita tadarus ayat-ayat kauniyah...[]
0 komentar:
Post a Comment
Thank atas komentarnya