1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam beberapa tahun ini, operasi sistem tenaga listrik modern sedang banyak menghadapi banyak tantangan dalam kaitannya dengan deregulasi dan restrukturisasi industri tenaga listrik. Permintaan tenaga listrik terus meningkat secara tetap akibat meningkatnya beban pada jaringan, dapat dipandang sebagai penambahan beban-beban yang bersifat induktif. Sehingga kebutuhan daya reaktif semakin meningkat yang mengakibatkan kVA yang harus disalurkan menjadi semakin meningkat pula.
Apabila suatu jaringan yang tidak memiliki sumber daya reaktif di daerah sekitar beban, maka semua kebutuhan beban reaktifnya dipikul oleh generator, sehingga akan mengalir arus reaktif pada jaringan. Apabila kebutuhan ini cukup besar maka arus yang mengalir di jaringan juga semakin besar yang akan berakibat: faktor dayanya menurun, rugi-rugi daya besar, jatuh tegangan pada ujung saluran meningkat, profil tegangan setiap bus yang tidak sesuai dengan standar serta terjadi pemanasan pada kawat penghantar sehingga umur peralatan menjadi lebih pendek. Sehingga hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan pengelola kelistrikan terutama pihak PT. PLN Persero maupun konsumen.
Maka dari itu diperlukan kompensasi daya reaktif. Kompensasi yang digunakan adalah optimisasi penempatan dan ukuran kapasitor bank untuk mengurangi rugi-rugi daya listrik dan memperbaiki profil tegangan setiap bus dengan mengimplemantasikan sistem jaringan ring ke dalam metode algoritma genetika. Metode algoritma genetika merupakan salah satu algoritma komputasi untuk masalah optimisasi yang terinspirasi oleh teori evolusi yang kemudian diadopsi menjadi algoritma komputasi untuk mencari solusi suatu permasalahan. Metode ini termasuk kedalam metode kecerdasan buatan (artifical neuron). Keunggulan metode ini dapat mencari solusi yang terbaik dari suatu permasalahan kompleks tanpa harus menggunakan metode konvensional biasa. Metode ini mengoptimisasi fungsi-fungsi obyektif secara akurat. Kelemahan metode ini memerlukan waktu sedikit lama dan beberapa pengujian untuk mencapai konvergen. Banyak kompensasi daya reaktif dengan metode kecerdasan buatan yang lain contohnya algoritma ABC (Artificial Bee Colony). Metode ABC telah diterapkan di sistem Jawa Bali 500 kV oleh Danang Sulistyo mahasiswa Institut Teknik Surabaya berjudul Penentuan Letak dan Kapasitas Bank Kapasitor Secara Optimal Menggunakan Bee Colony Algorithm.
Sistem interkoneksi Sumatera terdiri dari tiga subsistem yaitu Sumbagut (SBU), Sumbagteng (SBT), dan Sumbagsel (SBS). Implementasi metode algoritma genetika penelitian ini diterapkan pada interkoneksi subsistem Sumbagsel. Penelitian ini dilakukan dikarenakan penelitian sebelumnya menggunakan sistem Jawa Bali 500 kV sedangkan sistem Sumatera menggunakan tegangan 150 kV. Sesuai dengan teori semakin kecil tegangan rugi-rugi daya besar. Selain itu adanya pembebanan yang tidak sebanding dengan kapasitas pembangkitan serta masih ada profil tegangan yang tidak sesuai standar pada sistem Sumbagsel.
6 komentar:
mas,. sya sangat tertarik dengan artikel bapak,. dapat kah saya mendapatkan artikel mengenai perhitungannya secara terperinci dan dengan matlab (source code)
Itu skripsi ana mas,,,ana dapat script dari buku optimisasi imam robandi mas,,tapi ada yg saya rubah2x source code nya mas..
boleh mintak source codenya gan?
ane uda coba dari buku imam robandi gan tapi g bisa gan ape aj yg dirubah gan?
bang, bisa kirim email gak, untuk source codenya, saya lgi TA tentang ini
bisa dishare gak mas , source codenya
Post a Comment
Thank atas komentarnya