Thermal Over Load Relay (TOLR) adalah suatu pengaman beban lebih menurut PUIL 2000 bagian 5.5.4.1 yaitu proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor dan perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih atau sebagai akibat motor tak dapat diasut.
Relay ini dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2, 4, 6 sebelum ke beban (motor listrik). Gunanya untuk mengamankan motor listrik atau memberi perlindungan kepada motor listrik dari kerusakan akibat beban lebih.
Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain:
1) Arus start yang tertalu besar atau motor listrik berhenti secara mendadak
2) Terjadinya hubung singkat
3) Terbukanya salah satu fasa dari motor listrik 3 fasa.
Arus yang terlalu besar yang timbul pada beban motor listrik akan mengalir pada belitan motor listrik yang dapat menyebabkan kerusakan dan terbakarnya belitan motor listrik. Untuk menghindari hal itu dipasang termal beban lebih pada alat pengontrol. Prinsip kerja termal beban lebih berdasarkan panas (temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal. Dan sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal akan menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus rangkaian listrik (Kontak 95-96 membuka).
TOR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dan benda bimetal. Apabila benda terkena arus yang tinggi, maka benda akan memuai sehingga akan melengkung dan memutuskan arus.
Gambar 4.21 Termal Over Load Relay
Gambar 4.22 Prinsip Bimetal
Arus yang berlebihan akan menimbulkan panas, sehingga dapat membengkokkan benda bimetal.
Gambar 4.23 Diagram Kontak Termal Over Load Relay
Gambar 4.24 Diagram Penyambungan pada Kontaktor Magnet
Gambar 4.25 Konstruksi Termal Over Load Relay
Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat melewati TOR, dapat diatur dengan memutar penentu arus dengan menggunakan obeng sampai didapat harga yang diinginkan.
Besarnya arus yang diperlukan untuk mengerjakan bimetal sebanding dengan besarnya arus yang diperlukan untuk membuat alat pengaman terputus.Di dalam penggunaanya sesuai dengan PUIL 2000 pasal 5.5.4.3 bahwa gawai proteksi beban lebih yang digunakan adalah tidak boleh mempunyai nilai pengenal,atau disetel pada nilai yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh. Oleh karena itu, waktu tunda gawai proteksi beban lebih tersebut tidak boleh lebih lama dari yang diperlukan untuk memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada beban penuh.
Motor induksi dengan daya besar diatas 50 kW bekerja dengan arus nominal diatas 100 A. Pemasangan thermal overload relay tidak bisa langsung dengan circuit breaker,tetapi melewati alat transformator arus CT (Gambar 7.42).Ratio arus primer trafo arus CT dipilih 100 A/5 A. Sehingga thermal overload relay cukup dengan rating sekitar 5A saja.Jika terjadi beban lebih arus primer CT meningkat diatas 100 A, arus sekunder CT akan meningkat juga dan mengerjakan thermal overload relay bekerja, sistem mekanik akan memutuskan circuit breaker.
Gambar 4.26 Pemakaian trafo arus CT pengamanan motor
Perhitungan Penyetelan Arus
IR = S/1.075 x Im/RT1 x 1/In (4.3)
IR = ratio IR x In
Ket : S = % nilai beban lebih saat relay tripping
Im = arus beban penuh
RT1 = perbandingan trafo arus
In = arus relay yang diizinkan
IR = Arus pick up minimum pada relay
0 komentar:
Post a Comment
Thank atas komentarnya